Shalat merupakan cerminan kepribadian seseorang. “Dalam shalat, ada tiga gerakan utama yaitu Berdiri, ruku’, dan sujud. Ketiganya adalah cerminan kepribadian seseorang,”.

Manakala berdiri, maka posisi kepala (fikiran, logika) lebih tinggi dari dada (hati, perasaan). Pada saat ini, maka seseorang diharuskan lebih mengandalkan logika ketimbang perasaan.

Sebagai contoh saat ada orang asing memperhatikan kita, kita perlu waspada dan menegurnya. Bukan hanya diam saja.

Adapun saat ruku’, posisi seseorang tidak boleh salah, harus lurus, sehingga posisi kepala dan dada sejajar. Ini adalah simbol bahwa ada kalanya antara logika dan perasaan harus seimbang, yaitu berjalan bersamaan. Sebagai contoh ketika seseorang sedang bekerja tidak boleh memikirkan dunia semata,namun harus senantiasa ingat kepada Allah.

Sedangkan saat sujud, posisi kepala lebih rendah dari dada. Ini maknanya, perasaan harus lebih diunggulkan ketimbang pikiran. Seorang muslim harus berperilaku seperti ini ketika melakukan kegiatan-kegiatan ibadah ritual, seperti shalat, dzikir, membaca al-Quran dan sebagainya karena disaat tersebut sehingga  bisa merasakkan nikmatnya ibadah.

From: ceramah KH. Anwar Zahid

Categories:

Tags:

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *